Banjir Bandang di Tapanuli Selatan 23 November 2024

Pada Sabtu dini hari, 23 November 2024, banjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Wilayah terdampak meliputi Desa Sipange Siunjam (Kecamatan Sayur Matinggi), Desa Huta Padang, dan Desa Hurase (Kecamatan Batang Angkola). Bencana ini mengakibatkan dua korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang parah. Analisis cuaca menunjukkan hujan terus menerus dan dinamika atmosfer menjadi pemicu utama kejadian ini.

Kronologi dan Penyebab Bencana

Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Tapanuli Selatan selama hampir seminggu menjadi penyebab utama banjir bandang ini. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan curah hujan yang sangat tinggi di wilayah terdampak. Pada 22 November 2024, pos hujan di Hapesong mencatat curah hujan sebesar 140 mm, sementara di Huta Holbung mencapai 79 mm. Kejadian ini diperparah oleh beberapa fenomena meteorologis yang memperkuat intensitas hujan.

Sirkulasi Siklonik dan Bibit Siklon Tropis

BMKG mengidentifikasi adanya belokan angin yang signifikan akibat sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat daya Sumatera. Kondisi ini mendukung pembentukan awan hujan jenis Cumulonimbus yang sangat besar di wilayah Sumatera Utara. Selain itu, dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis 96S dan 99B menyebabkan pertumbuhan awan konvektif yang masif, meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat.

Citra Radar

Pantauan radar cuaca menunjukkan bahwa pertumbuhan awan konvektif dimulai pada 22 November 2024 pukul 12.04 WIB dan mencapai puncaknya sekitar pukul 18.04 WIB. Reflektifitas radar mencatat nilai 35–55 dBZ, yang mengindikasikan hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Hujan deras ini terus berlanjut hingga dini hari, 23 November 2024, menimbulkan banjir bandang di wilayah terdampak.

Kondisi Topografi

Desa Sipange Siunjam, Desa Huta Padang, dan Desa Hurase terletak di kaki perbukitan melintang memotong arah aliran. Elevasi puncak perbukitan di sebelah timur permukiman adalah 1196 m di atas permukaan laut, sedangkan elevasi rata-rata permukiman adalah 230 m. Kemiringan lahan rata-rata dari arah perbukitan ke permukiman adalah 25% dan pada bagian puncaknya adalah 60%.

Penanganan Darurat

Segera setelah bencana terjadi, tim gabungan dari BPBD Tapanuli Selatan, TNI, Polri, dan relawan dikerahkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan memberikan bantuan darurat. Posko tanggap darurat didirikan untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal. Bantuan berupa makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, dan pakaian terus didistribusikan ke wilayah terdampak. Namun, akses jalan yang terputus menyulitkan proses distribusi bantuan. Alat berat juga dikerahkan untuk membersihkan material longsor dan membuka jalur menuju desa-desa yang terisolasi. Medan yang sulit dan hujan yang masih berlangsung menjadi tantangan besar dalam penanganan bencana. Kepala BPBD Tapanuli Selatan menyatakan bahwa tim di lapangan bekerja maksimal untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi, meskipun cuaca ekstrem masih menjadi hambatan utama.

Peringatan

BMKG memperkirakan wilayah Tapanuli Selatan masih berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat untuk beberapa hari ke depan, terutama pada sore hingga dini hari. Peringatan dini cuaca ekstrem telah dikeluarkan sejak 22 November 2024, namun intensitas hujan yang tinggi sulit dihindari. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera mengungsi ke tempat aman jika kondisi cuaca memburuk,” ujar Hendro Nugroho, Kepala Prakirawan BBMKG Wilayah I.

Banjir bandang Tapanuli Selatan pada 23 November 2024 adalah peristiwa tragis yang menunjukkan dampak dari kombinasi hujan ekstrem dan degradasi lingkungan. Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, dampak bencana serupa dapat diminimalkan di masa mendatang. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait menjadi kunci dalam menciptakan wilayah yang lebih tangguh terhadap bencana. Masyarakat dihimbau untuk terus memantau informasi cuaca terkini dan menjaga kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Data Hidrologi Lokasi Bencana

Berdasarkan peta polygon Thiesen yang dibuat oleh hidrologi.net, data hujan untuk analisa hidrologi lokasi banjir bandang di Tapanuli Selatan pada tanggal 23 November 2024 dapat menggunakan Stasiun Hujan Pintu Pandang dan Stasiun Hujan Sayur Matinggi dan data TRMM (The Tropical Rainfall Measuring Mission) dengan grid TRMM-0340 dengan pusat di 99.375 Bujur Timur dan 1.125 Lintang Utara.

Besar curah hujan tahunan rata-rata adalah sebesar 2740.18 mm/tahun. Curah hujan bulanan rata-rata maksimum adalah sebesar 321.12 mm/bulan. Curah hujan bulanan rata-rata minimum adalah sebesar 124.44 mm/bulan. Jumlah hari hujan rata-rata pada bulan November adalah 22 hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *