Penerapan Teknologi Cloud Hidrologi untuk Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Bendungan (bagian 1)

Gagah Guntur Aribowo dan Mohamad Abdullah

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan teknologi cloud hidrologi dan data prakiraan cuaca mingguan dalam menyusun jadwal pelaksanaan pembangunan bendungan. Dengan memanfaatkan data curah hujan historis dan prediksi cuaca yang tersedia melalui hidrologi.net, jadwal konstruksi dapat lebih responsif terhadap perubahan kondisi cuaca.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi ini meningkatkan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan metode konvensional, serta mengurangi risiko keterlambatan hingga 38%. Pada periode contoh 7-14 November 2024, prakiraan curah hujan sebesar 53.44 mm dengan intensitas harian beragam mempengaruhi penyesuaian rencana mingguan. Faktor-faktor seperti peluang hujan, intensitas, dan klasifikasi cuaca dikombinasikan untuk memprediksi bobot pekerjaan mingguan, di mana penyimpangan harian seperti deviasi -0,032% terjadi pada hari-hari dengan hujan intensitas tinggi.

Kesimpulannya, penggunaan platform cloud hidrologi terbukti efektif dalam mendukung perencanaan dan evaluasi jadwal proyek yang sensitif terhadap cuaca, dengan menyediakan data real-time yang memungkinkan penyesuaian jadwal yang lebih efisien dan responsif.

Kata Kunci: Cloud Hidrologi, Jadwal Pelaksanaan, Pembangunan Bendungan

1. PENDAHULUAN

Pembangunan infrastruktur besar, seperti bendungan, membutuhkan perencanaan yang matang, terutama dalam menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrometeorologi setempat. Pembangunan Bendungan Karangnongko di Bojonegoro merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang berfungsi sebagai penyedia sumber daya air untuk keperluan irigasi, pengendalian banjir, serta potensi pembangkit listrik tenaga air di daerah tersebut. Dalam pelaksanaannya, berbagai faktor cuaca seperti curah hujan, kelembaban, dan suhu memiliki dampak signifikan pada keberlanjutan pekerjaan konstruksi, terutama pada pekerjaan-pekerjaan yang rentan terhadap cuaca, seperti penggalian, pengecoran, dan pekerjaan tanah (Fendy, JR Handoko dan Andi, 2013).

Tantangan utama dalam proyek ini adalah ketergantungan pada kondisi cuaca yang seringkali sulit diprediksi secara akurat dalam jangka panjang. Curah hujan yang tinggi, terutama pada musim hujan, dapat menghambat pekerjaan di lapangan, meningkatkan risiko keterlambatan proyek, dan pada akhirnya berdampak pada biaya keseluruhan proyek (Fendy, JR Handoko dan Andi, 2015). Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang lebih canggih dan adaptif untuk mengantisipasi perubahan cuaca secara cepat dan akurat.

Penggunaan teknologi cloud hidrologi menjadi solusi yang inovatif dalam menyusun jadwal konstruksi yang lebih efektif dan fleksibel. Teknologi ini memungkinkan akses real-time ke data cuaca dan hidrologi, termasuk data curah hujan, prakiraan cuaca harian dan mingguan, serta data debit sungai yang diperoleh dari berbagai stasiun hidrologi terdekat. Melalui integrasi data hidrologi berbasis cloud dan prakiraan cuaca mingguan yang selalu diperbarui, tim proyek dapat melakukan penyesuaian terhadap rencana mingguan, memungkinkan pekerjaan yang sensitif terhadap cuaca untuk dijadwalkan pada periode yang lebih kondusif.

Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis efektivitas penggunaan teknologi cloud hidrologi dalam penyusunan dan evaluasi jadwal mingguan, khususnya pada proyek pembangunan Bendungan Karangnongko. Diharapkan, pendekatan ini dapat menjadi acuan bagi proyek-proyek serupa di masa mendatang yang juga menghadapi tantangan akibat perubahan cuaca yang tak menentu.

2. METODOLOGI

2.1. Data Hidrologi Berbasis Cloud

Data hidrologi berbasis cloud merupakan teknologi yang memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data hidrologi secara online dan real-time. Teknologi ini mengintegrasikan data hidrologi dari berbagai sumber, termasuk stasiun cuaca, stasiun hujan, dan sensor debit sungai yang tersebar di berbagai lokasi. Dalam proyek pembangunan Bendungan Karangnongko, penggunaan data hidrologi berbasis cloud sangat penting karena memberikan akses langsung ke informasi terkini mengenai curah hujan, kelembapan, suhu, dan data debit sungai yang menjadi faktor utama dalam perencanaan dan penjadwalan pekerjaan konstruksi.

Platform hidrologi berbasis cloud yang digunakan dalam studi ini menyediakan berbagai jenis data yang relevan, seperti data curah hujan harian, data historis untuk analisis jangka panjang, dan prakiraan cuaca untuk beberapa hari hingga minggu ke depan. Data diperoleh dari stasiun hujan terdekat yang terintegrasi dalam sistem cloud, memastikan akurasi dan relevansi data sesuai dengan kondisi lokal.

Misalnya, data dari stasiun hujan ground station yang dikelola oleh Balai Wilayah Sungai atau data historis dari misi pengukuran curah hujan TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) yang telah dikumpulkan selama 22 tahun dapat digunakan untuk memahami pola curah hujan di wilayah proyek. Integrasi data ini memberikan gambaran yang lebih lengkap dan akurat mengenai kondisi hidrologi yang dihadapi, baik pada saat ini maupun di masa mendatang.

Salah satu keuntungan utama dari sistem cloud adalah kemampuannya untuk memperbarui data secara otomatis dan berkala. Data yang diperoleh diunggah ke server cloud secara real-time, memungkinkan tim proyek untuk memantau kondisi hidrologi yang berubah-ubah tanpa harus melakukan pengecekan manual. Fitur ini memudahkan pengambilan keputusan terkait penjadwalan pekerjaan yang sangat bergantung pada kondisi cuaca, seperti penggalian tanah atau pengecoran, yang lebih baik dilakukan pada kondisi cuaca kering.

Selain itu, teknologi cloud hidrologi juga menawarkan keandalan dan keamanan data yang tinggi. Data yang disimpan dalam sistem cloud memiliki risiko kehilangan atau kerusakan yang lebih rendah dibandingkan penyimpanan manual atau lokal, dan data dapat diakses dari mana saja, selama ada koneksi internet. Hal ini mempermudah koordinasi antar tim proyek di lapangan dan tim perencana di kantor. Dalam konteks evaluasi risiko, data hidrologi berbasis cloud memberikan informasi terkini yang dapat digunakan untuk menilai potensi keterlambatan akibat kondisi cuaca, terutama selama musim hujan.

Peta polygon thiesen dan Grid TRMM Bendungan Karangnongko

2.2. Penyusunan Jadwal dengan Integrasi Data Hidrologi

Penyusunan jadwal pekerjaan konstruksi yang efektif pada proyek pembangunan Bendungan Karangnongko membutuhkan pendekatan yang adaptif terhadap kondisi cuaca dan hidrologi setempat. Integrasi data hidrologi berbasis cloud menjadi salah satu strategi utama untuk mencapainya. Dalam sub bab ini, proses penyusunan jadwal menggunakan data hidrologi dijelaskan mulai dari pengumpulan data hingga penerapan dalam penjadwalan.

Langkah pertama adalah pengumpulan data hidrologi dari platform cloud yang mencakup data curah hujan harian, debit sungai, suhu, dan prakiraan cuaca mingguan. Data ini diperoleh dari berbagai stasiun hidrologi di sekitar lokasi proyek dan diperbarui secara real-time untuk memberikan informasi terbaru. Data cuaca harian, seperti intensitas curah hujan dan suhu, sangat penting karena membantu mengidentifikasi periode-periode tertentu yang berisiko tinggi bagi pekerjaan konstruksi, misalnya pada saat curah hujan tinggi yang dapat menghambat pekerjaan tanah dan beton. Sebaliknya, periode dengan risiko rendah (periode kering) dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk melaksanakan pekerjaan yang rentan terhadap hujan, seperti timbunan, galian dan pekerjaan beton.

Setelah data dikumpulkan, proses selanjutnya adalah melakukan analisis untuk mengidentifikasi pola cuaca harian dan mingguan yang mempengaruhi produktivitas kerja. Berdasarkan pola ini, jadwal mingguan disusun dengan mempertimbangkan faktor-faktor cuaca yang relevan. Sebagai contoh, pada minggu-minggu dengan prakiraan cuaca kering, pekerjaan yang sensitif terhadap hujan seperti pengecoran dapat dijadwalkan lebih banyak. Sebaliknya, pada minggu dengan prakiraan cuaca hujan tinggi, pekerjaan di lokasi terbuka atau yang melibatkan alat berat yang peka terhadap kondisi basah dapat dihindari atau dialihkan ke pekerjaan dalam ruangan atau kegiatan pendukung lainnya.

Setiap jadwal mingguan disusun secara fleksibel untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan cuaca yang tidak terduga. Dalam praktiknya, platform hidrologi berbasis cloud memungkinkan tim proyek untuk mengakses prakiraan cuaca hingga beberapa hari ke depan dan memperbarui jadwal secara cepat jika ada perubahan mendadak. Sebagai contoh, jika terjadi lonjakan intensitas hujan yang tidak terduga pada minggu berjalan, jadwal kerja dapat segera disesuaikan untuk menghindari pekerjaan yang terdampak oleh cuaca ekstrem tersebut.

2.3. Analisis Risiko

Analisis risiko merupakan bagian penting dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi, khususnya pada proyek pembangunan Bendungan Karangnongko yang sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrometeorologi setempat. Kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan deras yang berkepanjangan, dapat menimbulkan risiko signifikan terhadap jadwal proyek, biaya, dan keamanan di lapangan. Oleh karena itu, analisis risiko dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi potensi keterlambatan serta dampak dari kondisi hidrologi yang fluktuatif.

Langkah pertama dalam analisis risiko ini adalah mengidentifikasi pekerjaan utama yang paling sensitif terhadap kondisi cuaca dan hidrologi. Pekerjaan seperti penggalian, pengecoran beton, dan pekerjaan di area terbuka sangat rentan terhadap curah hujan tinggi. Curah hujan yang intens dapat menyebabkan penggenangan di area konstruksi, memperlambat proses penggalian, dan mempengaruhi kualitas pengecoran beton jika tidak terlindungi dengan baik. Selain itu, kelembapan tinggi dan angin kencang juga dapat memengaruhi pengeringan beton dan kestabilan struktur sementara di lokasi proyek.

Setelah mengidentifikasi pekerjaan yang berisiko, langkah selanjutnya adalah menganalisis data historis curah hujan dan debit sungai untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya kondisi cuaca ekstrem. Data ini diperoleh dari platform cloud hidrologi, yang menyediakan informasi lengkap mengenai pola curah hujan di wilayah sekitar proyek berdasarkan catatan historis dan prakiraan cuaca. Data historis, seperti dari stasiun hujan terdekat dan TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission), memungkinkan tim proyek untuk memahami tren cuaca musiman dan mengidentifikasi bulan-bulan dengan curah hujan tinggi yang dapat menimbulkan risiko besar pada pekerjaan konstruksi. Sebagai contoh, pada musim hujan, curah hujan tinggi secara konsisten terjadi antara November hingga Maret, sehingga risiko pada periode tersebut lebih tinggi dibandingkan periode lainnya.

Selanjutnya, metode kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk mengukur tingkat risiko pada setiap tahap pekerjaan. Salah satu metode yang digunakan adalah analisis probabilistik untuk menghitung peluang terjadinya hujan intensitas tinggi yang dapat mengganggu pekerjaan, berdasarkan prakiraan cuaca mingguan dan harian. Analisis ini juga mencakup perhitungan deviasi antara rencana bobot pekerjaan mingguan dan realisasi, yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca aktual di lapangan. Misalnya, deviasi negatif pada hari-hari dengan hujan lebat dapat mengindikasikan penurunan efektivitas pekerjaan, sehingga bobot kerja dapat disesuaikan untuk mengurangi dampak.

2.4. Evaluasi Rencana Mingguan Berdasarkan Forecast Cuaca

Evaluasi rencana mingguan yang berbasis forecast cuaca adalah salah satu pendekatan penting dalam penjadwalan dinamis untuk proyek konstruksi yang terpengaruh oleh cuaca, seperti pembangunan Bendungan Karangnongko. Dengan memanfaatkan data prakiraan cuaca mingguan yang diperoleh dari platform cloud hidrologi, tim proyek dapat memantau kondisi cuaca yang diharapkan dalam jangka waktu singkat dan menyesuaikan rencana mingguan agar lebih responsif terhadap perubahan cuaca. Pendekatan ini dirancang untuk meningkatkan ketepatan dan efektivitas pekerjaan mingguan dengan cara menghindari kendala cuaca ekstrem yang dapat menghambat progres proyek.

Proses evaluasi rencana mingguan dimulai dengan mengunduh data prakiraan cuaca untuk minggu mendatang dari platform cloud hidrologi. Data ini meliputi prakiraan curah hujan, suhu, kelembapan, serta variabel meteorologis lainnya yang mempengaruhi pekerjaan konstruksi di lapangan. Prakiraan ini biasanya mencakup informasi harian tentang peluang terjadinya hujan, intensitas hujan, dan klasifikasi hujan (misalnya, ringan, sedang, atau lebat). Dengan informasi tersebut, dapat diidentifikasi hari-hari dengan cuaca yang berisiko tinggi dan direncanakan pekerjaan mingguan yang lebih fleksibel dan efisien.

Setelah prakiraan cuaca diakses, tim melakukan penyesuaian pada jadwal mingguan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti:

  • Persentase kemungkinan terjadinya hujan di setiap hari digunakan sebagai dasar dalam menentukan kegiatan pekerjaan yang cocok. Jika peluang hujan pada suatu hari tinggi (misalnya di atas 60%), pekerjaan yang sensitif terhadap hujan, seperti timbunan atau galian di area terbuka, dapat ditunda atau dialihkan ke pekerjaan lainnya yang tidak terpengaruh adanya hujan.
  • Berdasarkan prakiraan dapat diketahui intensitas hujan yang diharapkan (misalnya hujan ringan, sedang, atau lebat) dan dampaknya terhadap aktivitas konstruksi. Hujan ringan masih memungkinkan beberapa pekerjaan dilakukan, sementara hujan sedang atau lebat dapat mempengaruhi keseluruhan pekerjaan di lapangan. Misalnya, pada hari dengan prakiraan hujan lebat, pekerjaan timbunan tidak dapat dilaksanakan untuk menjaga kualitas pekerjaan.
  • Beberapa prakiraan cuaca juga memberikan informasi tentang waktu hujan yang diperkirakan, misalnya di pagi atau sore hari. Informasi ini membantu tim merencanakan urutan pekerjaan harian. Jika hujan diperkirakan terjadi di sore hari, pekerjaan yang mendesak dapat diutamakan di pagi hari agar dapat selesai sebelum hujan turun.

Berdasarkan analisis prakiraan cuaca tersebut, ditetapkan bobot pekerjaan harian dan mingguan yang dapat dicapai sesuai kondisi cuaca. Setiap minggu memiliki target bobot pekerjaan tertentu, yang diukur sebagai persentase dari total pekerjaan yang direncanakan. Bobot ini disesuaikan setiap minggu berdasarkan prakiraan cuaca, sehingga pekerjaan yang rentan terhadap kondisi cuaca buruk dapat dijadwalkan pada periode yang lebih kondusif.

lanjut ke bagian Hasil dan Pembahasan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *