GPM

GPM (Global Precipitation Measurement) adalah misi satelit pengganti TRMM yang menyediakan data curah hujan global dengan cakupan lebih luas dan akurasi lebih tinggi

GPM (Global Precipitation Measurement) adalah misi satelit lanjutan dari TRMM, yang dikembangkan oleh NASA dan JAXA, dan diluncurkan pada 27 Februari 2014. Misi ini bertujuan untuk memberikan pengukuran curah hujan dengan jangkauan global dari lintang 60° LU hingga 60° LS, serta meningkatkan akurasi, resolusi, dan cakupan data dibandingkan pendahulunya.

GPM menggunakan dua instrumen utama:

  • DPR (Dual-frequency Precipitation Radar) – radar frekuensi ganda yang mampu membuat profil hujan 3D
  • GMI (GPM Microwave Imager) – radiometer canggih dengan 13 kanal untuk mengukur intensitas dan distribusi curah hujan

Produk utama GPM adalah IMERG (Integrated Multi-satellite Retrievals for GPM), yang menggabungkan data dari berbagai satelit internasional untuk menyediakan estimasi curah hujan dengan resolusi spasial 0.1° dan resolusi temporal hingga 30 menit

Dalam praktik hidrologi di Indonesia, GPM sangat berguna sebagai sumber data hujan alternatif pada daerah yang minim stasiun pengamatan. Data GPM dapat digunakan untuk analisis curah hujan harian, hujan maksimum tahunan, serta mendukung perhitungan debit banjir rencana. Seperti halnya TRMM, data GPM perlu melalui proses koreksi terhadap data pos hujan darat agar dapat digunakan secara akurat dalam analisis teknis dan perencanaan sumber daya air.

Referensi: Modul 1 Analisa Curah Hujan, Balai Teknik Bendungan

Tags: curah hujan