Penakar Hujan Manual

Penakar Hujan Manual (PHM) adalah alat pengukur curah hujan yang bekerja secara manual, biasanya berupa corong dan penampung, dan dibaca secara berkala oleh petugas

Penakar hujan manual adalah instrumen pengukuran curah hujan yang bekerja tanpa sistem elektronik atau otomatisasi. Alat ini terdiri dari wadah penampung (biasanya berbentuk tabung silinder), corong pengumpul, dan gelas ukur untuk membaca volume air hujan yang tertampung.

Jenis penakar hujan manual yang umum digunakan di Indonesia adalah:

  • Ombrometer Hellmann – dilengkapi dengan penutup corong dan tabung silinder
  • Observatorium-type rain gauge – versi sederhana dengan skala baca langsung

Proses pencatatan data hujan dari penakar manual dilakukan secara harian oleh petugas di lapangan, biasanya pada waktu tertentu (misalnya pukul 07.00 WIB setiap hari). Volume air hujan yang tertampung diukur dengan satuan milimeter (mm), yang merepresentasikan tinggi air hujan yang jatuh pada suatu luasan datar.

Keunggulan penakar hujan manual:

  • Murah dan mudah digunakan
  • Tahan lama dan tidak membutuhkan listrik
  • Data dapat dikalibrasi langsung oleh petugas

Kelemahan utama alat ini adalah:

  • Ketergantungan pada kehadiran petugas untuk pembacaan data
  • Berisiko kehilangan data saat cuaca ekstrem atau gangguan manusia/hewan
  • Kurang cocok untuk analisis temporal resolusi tinggi (misalnya per jam)

Meskipun telah banyak digantikan oleh alat otomatis seperti AWS (Automatic Weather Station), penakar hujan manual tetap menjadi sumber utama data klimatologis jangka panjang di Indonesia. Data dari alat ini sering dijadikan acuan dalam analisis frekuensi hujan, validasi model, dan perencanaan hidrologi.

Referensi: Modul 1 Analisis Curah Hujan, Balai Teknik Bendungan

Tags: curah hujan