Uji Outlier

Uji Outlier adalah metode statistik untuk mendeteksi dan mengevaluasi nilai ekstrem yang menyimpang jauh dari pola umum data curah hujan

Outlier, dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan terminologi ‘pencilan’, merupakan nilai suatu datum dari suatu seri data yang memiliki nilai sangat berbeda dengan datum-datum lainnya, baik terlalu besar ataupun terlalu kecil. Meskipun hujan merupakan kejadian yang stokastik, tetapi normalisasi besaran nilai suatu hujan dapat didekati secara statistik. Kemungkinan kesalahan pencatatan hujan, baik oleh manusia ataupun alat pencatat hujan, dapat menyebabkan kesalahan pada tahap analisis. Oleh karena itu, suatu seri data hujan perlu diperiksa terlebih dahulu batas outliernya. Pemeriksaan adanya outlier pada seri data hujan harian maksimum tahunan, baik outlier atas maupun outlier bawah dilakukan dengan metode yang dikembangkan oleh Water Resource Council (1981).

Menurut Water Resource Council, bila:

  1. Koefisien skewness dari data sampel > +0,4, maka perlu dilakukan pemeriksaan outlier atas,
  2. Koefisien skewness dari data sampel < -0,4, maka perlu dilakukan pemeriksaan outlier bawah,
  3. -0,4 < koefisien skewness< +0,4, maka perlu dilakukan pemeriksaan outlier atas dan outlier bawah sekaligus sebelum menghilangkan data yang dipandang sebagai outlier

Bila terdapat outlier atas, maka perlu dilakukan pemeriksaan atas kebenaran data tersebut. Apabila terdapat outlier bawah, maka data outlier dapat langsung dibuang. Jika data tersebut tidak dapat dibuktikan benar secara ilmiah, maka data outlier tersebut harus dibuang terlebih dahulu sebelum suatu seri data digunakan untuk analisis hidrologi lebih lanjut.

Persamaan frekuensi untuk mendeteksi adanya outlier adalah:

$$Y_{H,L} = \bar{y} \pm K_n S_y$$

Keterangan:

$Y_{H,L}$
:
Batas (threshold) dari outlier atas dan bawah, dalam logaritma
$\bar{y}$
:
Nilai rata-rata dari data dalam bentuk logaritma
$K_n$
:
Konstanta uji outlier, merupakan fungsi dari jumlah data sampel
$S_y$
:
Simpangan baku dari data dalam bentuk logaritma

Referensi: Modul 1 Analisis Curah Hujan, Balai Teknik Bendungan

Tags: curah hujan