Rumus Penman adalah metode perhitungan evapotranspirasi referensi (ETo) yang menggabungkan pendekatan energi radiasi dan keseimbangan massa udara, sehingga memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan metode lain seperti Blaney-Criddle. Metode ini direkomendasikan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 1977 karena mempertimbangkan berbagai faktor meteorologi, seperti radiasi matahari, suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan letak lintang.
Untuk menghitung ETo menggunakan metode Penman, diperlukan data berikut:
- Suhu rata-rata bulanan (t, dalam °C)
- Kelembaban relatif rata-rata bulanan (RH, dalam %)
- Kecerahan matahari bulanan (n/N, dalam %)
- Kecepatan angin rata-rata bulanan (U, dalam m/s atau m/dt)
- Letak lintang daerah (LL, digunakan untuk menghitung radiasi matahari masuk)
- Angka koreksi (C, untuk menyesuaikan kondisi atmosfer siang dan malam)
Persamaan umum dalam metode Penman adalah:

Dengan:
w = Faktor yang berhubungan dengan suhu dan elevasi daerah
Rs = Radiasi gelombang pendek (mm/hari)

Rγ = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas uar atmosfir (angka angot)
Rn = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hr)

Kelebihan dan Kekurangan Metode Penman :
Kelebihan:
- Lebih akurat dibanding metode sederhana seperti Blaney-Criddle, karena mempertimbangkan banyak faktor meteorologi.
- Mempertimbangkan efek suhu, radiasi matahari, kecepatan angin, dan kelembaban, sehingga cocok untuk berbagai kondisi iklim.
- Direkomendasikan oleh FAO, sehingga menjadi standar dalam perencanaan irigasi dan hidrologi.
Kekurangan:
- Membutuhkan banyak data meteorologi, yang mungkin tidak tersedia di semua wilayah.
- Lebih kompleks dalam perhitungan, sehingga membutuhkan pemrosesan data yang lebih mendalam.
- Harus dikalibrasi untuk kondisi lokal, karena angka koreksi (C) dapat bervariasi berdasarkan lokasi.
