Metode Blaney-Criddle adalah cara sederhana untuk menghitung evapotranspirasi potensial (ETo). Perhitungan ini didasarkan pada suhu rata-rata serta rasio lama penyinaran matahari terhadap lama siang hari. Karena kesederhanaannya, metode ini banyak digunakan dalam perencanaan irigasi, analisis neraca air, dan pengelolaan sumber daya air. Terutama, metode ini cocok untuk daerah dengan keterbatasan data meteorologi.
Aplikasi Metode Blaney-Criddle
Dalam perencanaan irigasi, metode ini menghitung kebutuhan air tanaman berdasarkan evapotranspirasi potensial. Hasilnya digunakan untuk menentukan jumlah air yang harus disuplai melalui sistem irigasi. Dengan demikian, tanaman tetap mendapatkan air yang cukup untuk tumbuh optimal.
Selain itu, metode Blaney-Criddle membantu memperkirakan kehilangan air akibat evapotranspirasi dalam analisis neraca air. Oleh karena itu, metode ini penting dalam pengelolaan bendungan, waduk, dan sumber daya air lainnya. Metode ini juga berguna dalam proyek konservasi air, seperti pengelolaan daerah tangkapan air. Dengan cara ini, kebutuhan air dapat disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya yang ada.
Keunggulan utama metode Blaney-Criddle adalah kemudahannya dalam perhitungan. Metode ini hanya membutuhkan data suhu rata-rata dan persentase waktu siang hari. Akibatnya, metode ini cocok untuk daerah dengan keterbatasan data iklim, seperti kelembaban udara, kecepatan angin, atau radiasi matahari. Namun, untuk meningkatkan akurasi, hasil perhitungan sering dikoreksi dengan faktor tambahan, seperti koefisien tanaman yang disesuaikan dengan jenis vegetasi dan kondisi tanah.
Rumus Blaney-Criddle
Persamaannya adalah:

Dengan:
ETo = Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
c = Angka koreksi, bergantung pada jenis tanaman dan kelembaban lingkungan
ETo* = Evapotranspirasi dasar (mm/hari)
Nilai ETo* dihitung menggunakan rumus:

Di mana:
P = Persentase rata-rata jam siang terhadap total waktu dalam sehari, tergantung pada letak lintang (LL)
t = Suhu udara rata-rata harian (°C)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Blaney-Criddle :
- Letak Lintang (LL): Mempengaruhi panjang waktu penyinaran matahari dalam sehari, yang akan menentukan nilai P.
- Suhu Udara (t): Semakin tinggi suhu udara, semakin besar nilai ETo, karena proses penguapan semakin meningkat.
- Angka Koreksi (c): Bergantung pada jenis vegetasi dan kondisi iklim setempat, seperti kelembaban udara dan kecepatan angin.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Blaney-Criddle
Kelebihan:
- Mudah digunakan karena hanya memerlukan data suhu udara dan letak lintang.
- Cocok untuk daerah dengan data meteorologi terbatas.
- Perhitungan lebih cepat dibandingkan metode yang lebih kompleks seperti Penman-Monteith.
Kekurangan:
- Kurang akurat di daerah dengan kelembaban dan kecepatan angin tinggi, karena tidak mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.
- Tidak mempertimbangkan radiasi matahari langsung, yang bisa mempengaruhi laju penguapan.
- Kurang sesuai untuk analisis jangka panjang, terutama dalam kondisi iklim yang berubah-ubah.
Hubungan P dan Letak Lintang (LL)

Angka Koreksi (C) Menurut Blaney Criddle
