Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan bumi, tersimpan di dalam pori-pori tanah dan celah batuan, serta menjadi bagian dari siklus hidrologi. Air tanah berasal dari air hujan atau air permukaan yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi, kemudian bergerak lebih dalam melalui perkolasi hingga mencapai zona jenuh di mana pori-pori tanah terisi sepenuhnya oleh air. Sebagian air tanah tetap tersimpan dalam akuifer, sementara sebagian lainnya mengalir keluar melalui mata air, rembesan ke sungai dan danau, atau digunakan oleh manusia melalui sumur.
Proses pembentukan air tanah terjadi dalam beberapa tahap. Infiltrasi adalah proses pertama, di mana air meresap ke dalam tanah setelah turun sebagai hujan atau berasal dari sumber air permukaan. Setelah itu, terjadi perkolasi, yaitu pergerakan air ke bawah melewati celah tanah dan batuan hingga mencapai zona jenuh. Air yang telah tersimpan dalam akuifer dapat bertahan dalam waktu mingguan hingga ribuan tahun, tergantung pada kedalaman dan karakteristik akuifer. Beberapa air tanah akan mengalami discharge atau pelepasan kembali ke permukaan melalui mata air alami atau sumur yang dibor manusia.
Air tanah diklasifikasikan berdasarkan kedalaman, sumber asal, dan kandungan mineralnya.
Air Tanah Berdasarkan Kedalaman
Berdasarkan kedalaman dan tekanan hidrauliknya, air tanah terbagi menjadi beberapa jenis.
- Air tanah dangkal (freatik) adalah air yang terdapat di zona tidak tertekan dan langsung berhubungan dengan atmosfer, sehingga lebih mudah terisi ulang oleh hujan tetapi juga lebih rentan terhadap pencemaran.
- Air tanah dalam (artesis/tertekan) berada di antara dua lapisan kedap air, sehingga lebih terlindungi dari polusi dan sering kali ditemukan di daerah yang jauh dari sumber air permukaan. Biasanya dieksploitasi menggunakan sumur artesis.
- Selain itu, terdapat air tanah gantung (perched water table) yang terjebak di atas lapisan kedap air kecil dan biasanya muncul dalam bentuk mata air sementara di lereng bukit.
Air Tanah Berdasarkan Asal dan Umur Geologis
Jika dikategorikan berdasarkan asal dan umur geologisnya, air tanah dapat dibagi menjadi tiga jenis utama.
- Air meteorik berasal dari curah hujan yang meresap ke dalam tanah dan merupakan sumber utama air tanah yang sering digunakan oleh manusia.
- Air juvenil (magmatik) adalah air yang berasal dari aktivitas vulkanik dalam bumi dan belum pernah terlibat dalam siklus hidrologi sebelumnya; air ini sering muncul dalam bentuk mata air panas yang mengandung mineral.
- Air fosil (paleowater) adalah air yang telah terperangkap dalam akuifer selama ribuan hingga jutaan tahun, biasanya ditemukan di akuifer dalam di daerah gurun dan semi-gurun. Karena air fosil tidak mudah diperbarui oleh curah hujan, eksploitasi berlebihan terhadap sumber ini dapat menyebabkan kekeringan permanen.
Pengelolaan air tanah sangat penting untuk memastikan ketersediaannya di masa depan dan mencegah dampak negatif akibat eksploitasi berlebihan. Penggunaan sumur dalam yang tidak terkendali dapat menyebabkan penurunan muka air tanah, yang pada akhirnya mengakibatkan subsidensi tanah (penurunan permukaan tanah) dan intrusi air laut di daerah pesisir. Oleh karena itu, diperlukan strategi konservasi, seperti pembuatan sumur resapan dan recharge buatan, untuk meningkatkan imbuhan air tanah. Selain itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengurangi pencemaran air tanah melalui pengelolaan limbah yang baik dan mengontrol penggunaan bahan kimia berbahaya.